Soekarno dan Pak Marhaen

“Milik siapa tanah ini?” tanya Soekarno.
“Saya” jawab Marhaen.

“Cangkul ini milik siapa?”
“Saya”

“Kalau peralatan-peralatan itu semua milik siapa?”
“Punya saya”

“Hasil panen yang kamu kerjakan ini untuk siapa?”
“Untuk saya”

“Apakah itu cukup untuk keperluan kamu?”
“Hasilnya pas-pasan untuk mencukupi hidup kami”

“Apakah kamu juga bekerja menggarap tanah orang?”
“Tidak. Saya harus bekerja keras. Semua tenaga
saya untuk lahan saya sendiri”

“Tapi kawan, hidup kamu dalam kemiskinan?”
“Benar, saya hidup dalam kemiskinan”

Bandung, 1926

=====================================================

Dari dialog singkat inilah muncul paham Marhaenisme. Paham ini menunjukkan perlawanan dan membangkitkan petani dan rakyat miskin dari cengkraman kekuasaan dan orang2 kaya yang rakus..

saya juga sebenernya kurang paham, kenapa dari dialog ini Soekarno bisa menelurkan paham marhaenisme.. ada yang tahu..??

One thought on “Soekarno dan Pak Marhaen

  1. Pak MArhaen adalah kerinduan Soekarno untuk menciptakan, tatanan masyarakat mandiri, rakyat yg mandiri, tidak tergantung kpd kapital asing. Prinsip ekonomi kerakyatan sangat kental di sini. Jika tiap2 keluarga petani bisa mencukupi kebutuhan sendiri, akan tercipta ketahanan rakyat (pangan, kebutuhan pokok dll) yang solid. So jika ada krisis global, rakyat kita tdk tergoyahkan, krn sdh mencukupi kebutuhan sendiri (walaupun pas2an) bagaimana meningkatkan spy tdk pas2 an ? itulah tgs pemerintah yg berpihak kpd rakyat, melalui kebijakan2 yg berpihak kpd rakyat tentunya.

Leave a comment