It is not about the destination, it is all about the Journey..

It is not about the destination, it is all about the Journey. Everyone has they own dreams, and every dream are subjected to each mind. We can reach our dreams alone, or we can reach our dreams together as a team.

Sir Edmund Hillary (1919-2008) and Tenzing Norgay (1915-1986) are the first and second man that reach the very top of the mountain Everest. On May 1953 They joined John Hunt’s Expedition totalled over 400 people including 362 porters, twenty sherpa guides and 10,000 lbs of baggage. Hillary is an Australian and Norgay is a Nepalese.

Edmund Hillary and Tenzig Norgay

Edmund Hillary joined in Everest reconnaissance expeditions in 1951 and again in 1952. These exploits brought Hillary to the attention of Sir John Hunt, leader of an expedition sponsored by the Joint Himalayan Committee of the Alpine Club of Great Britain and the Royal Geographic Society to make the assault on Everest in 1953.

The expedition reached the South Peak on May, but all but two of the climbers who had come this far were forced to turn back by exhaustion at the high altitude. At last, Hillary and Tenzing Norgay, a native Nepalese climber who had participated in five previous Everest trips, were the only members of the party able to make the final assault on the summit. At 11:30 on the morning of May 29, 1953, Edmund Hillary and Tenzing Norgay reached the summit, 29,028 feet above sea level, the highest spot on earth. As remarkable as the feat of reaching the summit was the treacherous climb back down the peak.

Hillary and Norgay, shown that dreams can be reached together as a team. Just put your dreams in front your head, see it clearly every time, and share it with your partner.. An impossible thing can be something possible when you have faith.. And destination is only your tools for you to get many amazing experiences in your life.. Because your life is a process not an object..

Hendra Aripin – Raksasa Berhati Lembut

Malam ini, baris demi baris doa terpanjat khusyuk dari majelis babaca di Desa Belangbelang, Halmahera Selatan. Seluruh warga desa berkumpul mengirimkan doa untuk Hendra Aripin, bapak guru mereka yang berpulang kemarin; Sabtu, 22 September 2012.

Pengajar Muda penerus Hendra, Ihsan Abdusyakur menuturkan, hampir setiap menit rumah papa piara Hendra, Pak Mus, kedatangan pelayat. Dia bercerita, masyarakat datang bolak-balik hanya untuk melihat foto Bapak Hendra, tak kuasa menahan tangis, lalu berdoa. “Jarang sekali babaca sampai seluruh kampung yang datang seperti saat ini,” katanya.

Kabar kepulangan ‘Bapak Hendra’, begitu warga memanggilnya, datang mendadak. Terakhir kali mereka bertatap muka saat Hendra pamit dari Belangbelang, November tahun lalu.  Saat itu sudah tunai tugasnya selama setahun penuh sebagai Pengajar Muda di pelosok Maluku Utara sana.

Walau hanya selama selusin purnama mereka bersama, namun siapa warga yang bisa lupa kepada Bapak Hendra. Dia satu-satunya sosok guru yang selalu aktif mengajar di SDN Inp Belangbelang. Dia selalu mengisi kekosongan kelas berapapun yang ditinggal guru. Dia buatkan jadwal belajar bergiliran agar semua murid mendapat hak belajar sama.

“Saya datang menawarkan diri bukan hanya untuk menjadi guru, melainkan saudara,” begitu kata-katanya yang masih membekas di benak warga.

Watak orang Timur yang konon keras pun lantas melunak, luluh oleh tawaran tulus dari Hendra. Sebut saja ketika Pak Mus sengaja membuatkan saluran air dari gunung ke rumah. “Kasihan toh, dia sudah ajar anak-anak kita sampai malam, masak pulang harus mandi ke gunung. Kalau begini kan enak,” begitu kata Pak Mus waktu itu.

Fotografer profesional, Edward Suhadi yang pernah mengunjungi Belangbelang pun ikut berkisah tentang figur Hendra.”Dia adalah sosok gentle giant. Kasar dan lantang di antara kita, tapi di kampungnya ke mana-mana dia dipanjati anak-anak didiknya,” tulisnya di Twitter. Posturnya yang tinggi besar membuatnya terlihat seperti raksasa, namun tidak ada yang akan menyangsikan kelembutan hatinya.

Beberapa bulan terakhir Hendra memang sedang bergulat dengan hidup, menaklukkan penyakit yang sudah lama dia derita. Di salah satu ruangan kantor Indonesia Mengajar terpasang foto Hendra dan anak-anak muridnya. Setiap kali ada orang yang masuk, hampir setiap kali itu pula mereka menanyakan kabar kesehatan Hendra kepada Rahmat Danu Andika, officer yang berkantor di ruangan itu.

Andika dan Hendra cukup banyak berbagi irisan jalan hidup. Mereka berinteraksi sejak kuliah di Institut Teknologi Bandung, delapan tahun lalu hingga sama-sama menjadi Pengajar Muda yang ditempatkan di Halmahera Selatan, tahun 2010-2011. “Saya kenal dia sebagai pribadi yang kritis, berani dan blak-blakan. Dia juga tangguh dan kaya ide-ide unik,” ucapnya.

Kekaguman akan sosok Hendra juga terlontar dari Rhamdani Kurniawan, sejawatnya sesama Pengajar Muda yang ditempatkan di SDN Indomut, Halmahera Selatan. Rhamdani tak kenal banyak keturunan etnis Tionghoa yang mau meninggalkan kenyamanan untuk ikut melunasi janji kemerdekaan seperti yang Hendra lakukan.

Kepergian Hendra merupakan kehilangan yang pertama sekaligus amat berarti bagi kami, Keluarga Besar Indonesia Mengajar. Tak hanya menjadi Pengajar Muda, sepulang dari Belangbelang Hendra dia tetap aktif bergiat menjadi relawan di Kelas Inspirasi dan Indonesia Menyala.

Pada sebuah pagi yang teduh Hendra meninggalkan kita semua di usianya yang baru menginjak 26 tahun. Kami sedih sekaligus bangga. Kami sedih karena ia kembali kepada-Nya dalam usia muda. Sedih pula karena kami masih amat membutuhkannya dalam perjuangan panjang ke depan.

Namun kami juga bangga. Bangga karena ia telah paripurna memenuhi semua kewajibannya sebagai manusia. Ia patuh pada Tuhannya. Ia penuh berbakti pada orang tuanya. Dan ia telah pula mengabdi pada bangsanya.

Maka dengan ikhlas kami melepas Hendra, atau juga kami akrab sapa Aheng, teman terbaik kami untuk kembali kepada-Nya. Semoga ia diterima dengan lapang di sisi-Nya, diampuni dosanya dan digandakan pahala atas segala amalnya.

Aheng, selamat jalan. Kehormatan bagi kami pernah berjuang bersisian denganmu.

sumber :

http://www.facebook.com/notes/indonesia-mengajar/obituari-mengenang-hendra-aripin-raksasa-berhati-lembut/506660552695806

=======================================================================

ada beberapa tulisan Aheng di dunia Maya, dulu saya sempat nge-save blog nya dia, tapi saya lupa, nampaknya kehapus :

https://indonesiamengajar.org/cerita-pm/hendra-aripin

Heng, orang seperti lo sangat langka di Dunia. Lo orang yang bersesuaian antara perkataan dan perbuatan. Banyak ide dan gagasan briliant yang selalu keluar dari kepala lo. Terima kasih atas semua pelajaran, sharing, pengalaman. Lo sudah membuktikan diri sebagai Manusia yang bisa bermanfaat bagi manusia lainnya. Hidup lo sudah menjadi inspirasi banyak orang. Lo sudah menjadi pahlawan yang mungkin melebihi super hero manapun di dunia bagi anak2 lo.

Semoga pengabdian lo menjadi saksi di hadapan-Nya kelak.

Selamat jalan Kawan..

Kopi Luwak (5%)

Karena saya termasuk orang yang caffeine addict, pagi ini saya nikmati dengan minum kopi luwak.. meski tidak 100% kopi luwak.. hehehe.. tapi rasanya enak.. gak Giung kayak kopi2 sachet lainnya.. Terima kasih.. Kopinya enak.. =) lain kali bikinin yah.. hehehe.. =p

Saya Rindu..

Lagi iseng2 buka FB, di Home ada news feed foto2 kawan saya.. dan saya langsung iri..!! saya langsung rindu..

Iya, saya rindu, rindu dengan tempat2 itu, dengan suasana2 itu, dengan aroma2 itu, dengan segalanya yang ada disana.. saya rindu dengan momen-momen itu..

dan terutama tempat ini..

Dan, kembali, saya berdoa hari ini.. Izinkanlah saya untuk menjejaki kembali tanah Haram-Mu.. karena saya rindu..

Membeli Tiket Kereta Api

Hanya ingin share dan mengungkapkan kesebalan saya saja.

Tanggal 10 Februari lalu, saya pergi ke Pusat Reservasi Kereta Api Bandung di samping stasiun Bandung. Hari itu panas dan gerah. Saya memarkirkan motor di depan gedung tersebut, dan saat saya menyimpan helm di motor, sekilas terlihat dari pintu kaca gedung itu, Satpam yang jaga lagi duduk sambil SMSan. Oh, mungkin lagi SMS pacarnya, udah makan apa belom. Ya sudahlah, akhirnya saya masuk. Begitu mau ngedorong pintu masuk, tiba-tiba pintu dibukakan oleh satpam tersebut sambil pegang HP dan celingak-celinguk.

Dalam ruang reservasi itu ada jejeran kursi stainless untuk orang ngantri, informasi promo kereta api, dan jadwal kereta api. Saya duduk di kursi tunggu, menunggu 2 orang ABG cewe yang lagi pesen tiket juga. Gak lama kemudian, dua orang ABG cewe itu selesai, dan saya pun menghampiri si mbak-mbak yang jaga loket.

“Mau pesan tiket Argo-Parahyangan untuk hari minggu mbak..”

“Jam berapa..??” jawabnya ketus

“Adanya jam berapa aja mbak..??”

“Banyak..” jawabnya lagi dengan jutek.

Buset dah.. jutek amat ni si mbak.. lagi PMS kali yah..

“Yang sore deh mbak.. jam berapa aja..??”

“Jam 4 sore sama 8 malam..” katanya lagi, kali ini sambil ngitung segepok uang 50 ribuan di tangannya.

“Mmmmmh, pesen 2 mbak..” kataku

“Mas, udah ngisi formulir belum..??” tanyanya.

“Hah..?? formulir apa mbak..?? belum..”

dengan dagunya dia menunjuk ke meja dekat pintu masuk. Disana ada lembaran formulir yang harus diisi kalo mau pesen tiket. Ya sudah, akhirnya saya pergi ke meja tersebut dan mengisi formulirnya. Saya sengaja mengosongkan pilihan kelas dan jumlah penumpanganya, karena ada yang mau ditanyakan lagi sama si mbak-mbak tadi. Dan lagi, si satpam masih buka HPnya, terlihat sedang SMSan, entah fesbukan. Lalu, saya kembali ke si mbak di loket karcis.

Saya memberikan formulir yang sudah saya isi tersebut, sambil bertanya.

“yang kelas eksekutif harganya berapa mbak..?”

“60..” jawabnya singkat, sambil ngetak-ngetik dan ngeprint tiketnya.

Saya mengeluarkan uang 100an ribu dari dompet, dan si Mbak melihat saya, seraya berkata

“Pesen 2 apa 1 mas tiketnya..?!!” tanyanya ketus.

“2 mbak..”

“Kok gak ditulis sih..?!?!!” dengan kesal dia mengorat-oret formulir yang belum saya isi lengkap

“Emang saya kosongin, mau nanya dulu tadinya ke Mbak..”

Dia akhirnya diam, dan ngeprint 1 tiket lagi. Setelah jadi, dia mengambil uang 100an ribu di meja, dan memberikan 1 lembar 20an ribu, dan 4 lembar 5 ribuan.

“Makasih mbak..” kataku

Dia diam, sibuk dengan segepok uang 50an ribu di tangan dan di mejanya tanpa mengacuhkan saya. Saya masukkan si tiket ke dompet dan berjalan keluar. Si satpam masih smsan di kursinya. Ya sudah, saya buka pintunya sendiri. Pas tangan saya udah di pegangan pintu, dengan panik, si satpam langsung merebutnya, membukakan pintu untuk saya. lalu saya pun keluar gedung itu sambil ketawa SINIS dan perasaan MIRIS.

1. Kenapa si satpam gak menginformasikan saya harus ngisi formulir dulu, padahal meja formulir ada di sampingnya banget – saya baru pertama kali beli tiket di tempat reservasi ini..

2. Si Mbak nya jutek pisan.. jawab terima kasih pun tidak.. apalagi mengucapkan “terima kasih” pada pelanggan..

===================================================================

Well, Wajar Kereta Api sekarang KALAH PAMOR sama yang namanya TRAVEL untuk transportasi.. iyalah, secara manajemen penjualan tiket pun orang normal akan lebih memilih travel yang punya manajemen pelayanan tiket yang lebih RAMAH dan SOPAN, serta PROFESIONAL. Bukan seperti si MBAK-MBAK jutek dan SATPAM TUKANG SMSAN..

Aduh, saya lupa nama si Mbak loketnya euy..

Canis Major – Sirius

Canis Major

Canis Major – captured by Canon EOS 500D – f/5.6 – exp 30 sec – ISO 400 – focal length 18mm – 10/01/11 – 23.51

Pernah dengar nama Sirius Black..?? ya, Harry Potter’s Godfather. Nama itu diambil dari nama bintang Sirius yang ada di konstelasi Canis Major. Sirius merupakan bintang-alpha dari Canis Major, artinya bintang yang paling terang dalam sebuah gugusan bintang. Rasi bintang Canis Major dapat ditemui di samping rasi bintang Orion, tepatnya di belakang kaki kanan dari Orion. Muncul pada malam hari bulan-bulan musim hujan.

Semoga bermanfaat,,

Morning at a Coffee Shop

10.35, 300111

Saya duduk di sebuh kedai kopi di samping toko buku besar di bilangan jalan Purnawarman, Bandung. Minggu pagi udah keluar rumah aja, tumben… biasanya masih males-malesan.. hahaha.. Saya memesan semangkuk Chicken Cream Soup dan secangkir Caramel Machiatto – one of my favorite caffeine – panas.

Sambil menikmati sarapan, saya memperhatikan orang-orang yang berlalu lalang di jalan kecil di samping kedai itu. Ada Ibu dan Bapak yang ngajak anak-anaknya liburan ke toko buku, ada cewe-cewe muda dengan dandanan khas Bandungnya yang centil, ada anak muda cewe yang berpenampilan kek tante-tante dengan mek ap tebal, ada anak muda cowo dengan kawannya. Ada juga pasangan-pasangan yang saling berpegangan tangan dengan wajah sumringah, karena hari ini adalah hari minggu, dan saatnya pacaran =p.

Ada juga adegan yang saya geli ngeliatnya, cowo yang nganter cewenya yang terlihat centil dengan hotpants dan baju ketat, nenteng tas, cowonya jalan di belakangnya dengan terburu-buru ngejar cewenya yang terlihat pasang tampang jutek.. hahahaha..

Ada juga anak kecil yang maceuh.. dia udah lari-lari sendiri di depan dengan histeris, sedangkan bapak dan ibunya di belakangnya jalan santai, si ibunya, gendong adiknya yang masih kecil, baru umur bulanan mungkin..

Ada juga cewe cowo yang jalan sendiri, sibuk dengan BB nya, entah SMSan, entah FBan, Twitteran, dan lain-lain. Mereka ini adalah tipikal korban teknologi, dan akhirnya menjadi antisosial – gak peka sama kejadian di sekelilingnya maksudnya, karena ada BB. hehehe..

Si mas-mas waitress na oge teu dek cicing ngoceh bari nyanyi lagu deui.. hahaha. biarinlah.. pagi yang berwarna.. hari ini cerah.. dan Bandung pasti macet – lagi..

Hahahaha, one of my favorite things when I have nothing to do. Just sit, and watch everything that moves around me. Nothing, just sit, and watch.. scene on life is better than scene on a movie..

Hahaha, loba gaya pisan saya.. cem-cem di luar negeri.. cem-cem punya duit.. wkwkwkwk.. biar lah.. salah satu cara untuk menikmati hidup..