Eliana, Pukat, Burlian, dan Amelia – Serial Anak-anak Mamak – Tere Liye

Ter-triger oleh postingan bung Achmad Syaiful tentang buku yang dibacanya, saya jadi pengen posting lagi di blog.. udah lama juga gak posting lagian.. hehehe, bulan maret ini belum sampe 10 posting saya buat :p

Okay, awalnya (sudah lama) saya iseng jalan2 ke sebuah toko buku murah di kota Bandung, gak tau mau beli buku apa. Ternyata ada 1 buku yang saya lirik juga. Judulnya PUKAT, karangan Tere Liye (katanya ini nama samaran). Pernah waktu kuliah dulu, saya dipinjamkan buku oleh kawan saya, Febya Nurnadiati, karangan Tere Liye juga, yang judulnya Bidadari-Bidadari Surga (Awalnya saya pikir kek buku cinta2an cem2 Ayat-Ayat Cinta dan Ketika Cinta Bertasbih yang jadi sinetron, tapi ternyata bukan). Dari sebuah ingatan tentang buku Bidadari2 Surga itu yang bikin saya merenung, akhirnya saya beli saja buku PUKAT itu.

Setelah saya baca buku ini, ternyata masih ada 3 buku pendamping lagi dari buku ini. Totalnya ada 4 buku, dari SERIAL ANAK-ANAK MAMAK. Tapi keempat buku itu bukan merupakan cerita bersambung. Mereka becerita sendiri-sendiri, namun masih saling berhubungan. Pukat sendiri adalah buku ke-2 dari Serial Anak-Anak Mamak ini.

Diceritakan, bahwa MAMAK (Ibu) dan BAPAK yang tinggal di sebuah kampung di pedalaman Sumatera memiliki 4 orang anak. Mereka semua berbeda, punya ciri khas dan keistimewaan masing-masing, dan tentunya punya cerita masing-masing. Anak-anak Bapak dan Mamak itu adalah si sulung Eliana, Pukat, Burlian, dan si bungsu Amelia. Meskipun Eliana anak Pertama, tapi novel Eliana bukan merupakan novel pertama, melainkan Novel ketiga dari Serial ini. Urutan novelnya sendiri adalah Burlian, Pukat, Eliana, dan Amelia (coming soon)

Keempat buku ini intinya menceritakan tentang kehidupan sehari-hari anak kampung pedalaman dari mulai mereka SD, SMP, dan setelah besar tentunya disertai dengan kenakalan-kenakalan anak kecil. Bahasanya sederhana, mengalir, tanpa bumbu hiperbolis, seperti kita berbicara non-formal sehari-hari. Yang saya kagumi lagi dari buku-buku ini (bukunya Tere Liye) adalah sarat dengan NASIHAT. Karena ini Serial Anak-Anak Mamak, maka, nasihat yang banyak adalah Nasihat dari Orang Tua kepada anak-anaknya yang tidak akan kita lupa dan tidak akan kita hilangkan, meskipun kita sudah beranjak dewasa.

Buku kedua yang saya baca, adalah buku pertama dari serial ini, yaitu Burlian (anak yang spesial)

Buku Ketiga yang saya baca adalah Eliana (anak yang pemberani)

Buku terakhir, yaitu Amelia (anak yang kuat) masih belum terbit, jadi, postingannya nyusul aja yah.. hehehe.. Temukan juga tokoh lainnya dalam serial ini, ada Wak Yati, Pak Bin, Bakwo Dar, Mang Unus, Mang Dullah, dan masih banyak lagi.

Ada sebuah quote dalam serial ini yang selalu BAPAK sampaikan pada anak-anaknya saat mereka (anak-anak) terlibat konflik dengan MAMAK. Quote itu adalah :

“Jangan Pernah membenci Mamak kau, jangan sekali-kali. Karena jika kau tahu sedikit saja apa yang telah ia lakukan demi kau, Eli, Pukat, Burlian, dan Amel, maka yang kau tahu itu sejatinya bahkan belum sepersepuluh dari pengorbanan, rasa cinta, serta rasa sayangnya kepada kalian..”

Meski dibesarkan dalam kesederhanaan, keterbatasan, berbaur dengan kepolosan dan kenakalan, Mamak selalu menanamkan arti kerja keras, kejujuran, harga diri, serta perangan tidak tercela. Dan disini, kasih sayang keluarga adalah segalanya. Selamat datang di dunia anak-anak yang tidak pernah kalian bayangkan..

Bonus, novel Tere Liye yang sedang saya baca adalah Hafalan Shalat Delisa (novel ini jauh lebih dulu terbit daripada serial anak-anak mamak) Berlatar belakangkan bencana tsunami Aceh, 26 Desember 2004.

Selamat membaca.. semoga mencerahkan duniamu.. 🙂

Nasihat-nasihat Bapak pt.1 – Novel “Pukat”

“Banyak sekali contoh kebaikan sederhana di dunia ini yang semakin pudar, Pukat. Besok lusa, saat kau melihat dunia, pindah dari kampung ini, kau akan melihat lebih banyak lagi kebaikan-kebaikan kecil yang hilang, digantikan kesombongan dan keserakahan hidup.” Bapak menyeka bibir, kopi luwaknya meninggalkan bekas.

“Rasa senang yang muncul dari proses kebaikan tidak akan bisa dibeli oleh uang segunung..” Bapak menunjuk telunjuknya ke atas.

Bapak benar, “jangan pernah membenci Mamak kau, jangan sekali-sekali… Karena jika kau tahu sedikit saja apa yang telah ia lakukan demi kalian, maka yang kau tahu itu, sejatinya bahkan belum sepersepuluh dari pengorbanan, rasa cinta, serta rasa sayangnya pada kalian..

 

The Secret of The Immortal Nicholas Flamel – Review

Have you ever heard about Nicholas Flamel..?? yap, The Alchemist..

Then, how about Perenelle Flamel..?? Dr. John Dee..?? Niccolo Machiavelli..?? Billy The Kid..?? William Shakespeare..?? Gilgamesh..?? Joan D’Arc..?? Comte St.Germain..?? Palamedes..?? Virginia Dare..?? Niten..?? Black Hawk..??

Did you ever know the truth, that they’re The Immortals..??

Did you ever known that the world has ever ruled by The Elders..?? And, have you ever heard about them..?? Hekate..?? Scathach..?? Mars Ultor..?? Morrigan..?? Bastet..?? The Witch of Endor..?? Areop-enap..?? Odin..?? Prometheus..?? Isis and Osiris..?? Disir..?? Tammuz..?? Benzaiten..?? Quetzalqoatl..??

And how about the others..?? Have you ever heard about Phobos and Deimos..?? Minotaur..?? Werewolf..?? Sphinx..?? Excalibur..?? Clarent..??

You can find all those things at The Secrets of The Immortal Nicholas Flamel books..

There’re 6 books. The Alchemist, The Magician, The Sorceress, The Necromancer, The Warlock, and The Enchantress.

There’re 4 books that have been published. There’re 2 books left, The Warlock and The Enchantress that’s not yet published. Well, I give 8 point for those Books scale 10. I enjoy read those books.

The books tells about Nicholas Flamel – The Alchemist, and his wife, Perenelle Flamel – The Sorceress, as guardians of Codex, book of Abraham. The book is lost. The modern world could be ripped apart at the seams! The Alchemyst is a contemporary fantasy which opens in modern day San Francisco when brother and sister, Josh and Sophie discover that the owner of the bookstore where Josh works is the immortal French alchemist, Nicholas Flamel. Flamel and his wife, Perenelle, are the guardians of the Book of Abraham which they have protected for centuries. This is a collection of the most powerful spells in the world. When Dr John Dee discovers the Flamels whereabouts, he attacks and snatches the book. Josh and Sophie intervene to help Flamel, but now they too are being hunted by Dee and creatures that predate humanity. The book has also a prophecy : “The two that are one, The one that is all..” that Nicholas and Perenelle believe that the prophecy refers to the twins, Sophie and Josh.

All of the main characters in The Alchemyst series are based on figures from history or mythology.
In his diaries he writes extensively about discovering the Book of Abraham, and his long quest to translate it. He claims he discovered the secret of the Philosopher’s Stone – how to turn base metal into gold – and also the secret of eternal life.

The adventure of Nicholas, Perenelle, Sophie, and Josh continue, with all characters based from history and mythology. They’re hunted by The Magician, Dr. John Dee and Dark Elders for two pieces of Codex.

And now, I do read for the 4th book, The Necromancer. And Josh become The Necromancer.. hahaha.. Happy reading.. =B

The Warlock, comming soon..

Orang Baik

Kamu dulu pernah bilang, sebenarnya mudah untuk menjadi seorang insinyur yang baik, sarjana yang baik, arsitek yang baik, dan menjadi menteri yang baik, tapi susah sekali menjadi orang baik.
Dan kamu selalu bilang, kalo kamu cuma mau jadi orang yang baik.

============

5cm

5 cm

Gue udah taruh puncak itu dan kita semua di sini
Arial berkata pelan sambil membawa jari telunjuk ke keningnya.

Genta tersenyum.
Kalo begitu.. yang kita perlu sekarang cuma kaki yang akan berjalan lebih jauh dari biasanya, tangan yang akan berbuat lebih banyak dari biasanya, mata yang akan menatap lebih lama dari biasanya, leher yang akan lebih sering melihat ke atas, lapisan tekad yang seribu kali lebih keras daripada baja.

Dan hati yang akan bekerja lebih keras dari biasanya,
sambung Zafran

Serta mulut yang akan selalu berdoa,
Dinda tersenyum manis.

=====================

5cm by Donny Dhirgantoro

Resensi Buku – Epigram

Novel lama, namun isinya bagus.. apalagi kalau dibaca oleh mahasiswa.. =) pengarangnya namanya Mang jamal. Beliau adalah alumni FSRD ITB tahun 1994 dan sekarang menjadi salah satu dosen fakultas desain salah satu perguruan tinggi swasta di Bandung. Selamat menikmati resensinya..

======================================================

Krishna, seorang GM di sebuah perusahaan minyak asing di Eropa dulunya seorang aktifis kampus di era tahun 80an teringat kembali akan memori masa kuliahnya dulu ketika dia membaca sebuah email dari kawan seperjuangannya dulu.

Krishna pemuda adalah seorang aktifis di kampusnya dan sebagaimana mahasiswa pada umumnya. Dia adalah salah satu orang yang menentang keras rezim penguasa otoriter di Indonesia tahun 80an awal.

Cerita dimulai ketika dia dan kawan-kawannya merencanakan untuk melakukan demo dan perlawanan besar-besaran ketika militer akan menguasai kampus. Kekacauan dan pekik perjuangan menggema di seluruh isi kampus. Berbagai organisasi kampus saat itu turun tangan. Namun, saat itu pula, Krishna menemukan ‘bunga’ yang mengetuk hatinya. Dia jatuh cinta. Namun, Sejak peristiwa itu, dia menjadi salah satu orang yang paling dicari militer karena dianggap sebagai ancaman bagi rezim penguasa saat itu. Kawan-kawan seperjuangannya telah menjadi korban penculikan dan menghilang entah kemana.

Suatu hari, saat perjalanan pulang dari kampus, beberapa orang membuntuti dia, dan akhirnya Krishna diculik entah oleh siapa. Kawan-kawan satu kontrakannya bingung bukan main ketika mendengar berita Krishna diculik. Militer menjadi pelaku penculikan Krishna saat itu yang menganggap dia sebagai ancaman stabilitas negara. Sejak saat itulah dia mulai terpisah dari kehidupan kampusnya, tidak berjumpa kembali dengan kawan-kawannya.

Dia dijebloskan ke dalam penjara melalui berbagai siksaan fisik maupun pikiran. Karena penjara bukan hanya mengurung fisik, namun juga mengurung pemikiran seseorang yang bisa membuat orang tersebut gila dan kurang waras.

Berkat bantuan dari seorang kawan yang merupakan orang dalam militer yang dulu pernah Krishna anggap sebagai lawan, akhirnya Krishna berhasil keluar dari penjara, bersama seorang kawannya juga yang ditahan oleh militer karena dianggap sebagai ancaman stabilitas negara. Saat itulah dia berpisah dengan tanah airnya Indonesia, mengasingkan diri ke Eropa, karena kawan-kawannya menganggap saat itu Indonesia bukan tempat yang aman untuk Krishna.

Perasaan berat dan bersalah selalu menghantui Krishna karena meninggalkan tanah airnya yang selama ini dia perjuangkan bersama kawan-kawannya. Dalam pengasingannya di luar negeri sambil bekerja di sebuah perusahaan minyak asing, dia berjumpa dengan seorang kawan profesor dari Jerman yang ternyata orang Indonesia, beliau terpaksa mengganti kewarganegaraan karena dianggap sebagai ancaman stabilitas negara pada zaman nya. Beliau dianggap komunis, karena belajar di Uni Sovyet saat itu, dan Indonesia menjadi tempat terlarang bagi komunis saat itu. Akhirnya Beliau menetap dan menikah di Jerman hingga saat ini. Saat itulah, semua rasa dan pemikiran mengenai tanah air mereka keluarkan, hal-hal buruk hingga rasa rindu yang tidak bisa mereka tahan pada tanah airnya.

Rasakan aura perjuangan saat membacanya…

Sahabat by Vicky Sianipar (Ost. Gading-Gading Ganesha)

=========================================

Terhentak ku dan berkaca
Kala senyummu memanggilku tuk kembali
T’lah sebegitu jauhnya
Entah mengapa ku harus berhenti

Indah kelam temaram pernah disini
Namun senyummu tetap ada

Lalui indahnya dunia
Silih berganti rasakan semua yang ada
Bertahan lah tetaplah denganku
Ku perlu itu semua

Rasa itu memanggilku
Sesuatu yang dulu kurindu
Tuk kembali dan ulangi semua denganmu
Dan aku yakin kau disana

Ku pernah jadi yang terbaik
Namun terkadang aku neraka bagimu
Mengajakmu tuk bersama
Lalu tanpa bicara aku pergi

Untukku engaku ada
Denganmu aku berkaca
Lengkapi aku slalu
Oh sahabatku..

Sahabat selamanya bersama..

Negeri 5 Menara

Orang berilmu dan beradab tidak akan diam di kampung halaman
Tinggalkan negerimu dan merantaulah ke negeri orang
Merantaulah, kau akan dapatkan pengganti dari kerabat dan kawan
Berlelah-lelahlah, manisnya hidup akan terasa setelah lelah berjuang

Aku melihat air yang menjadi rusak karena diam tertahan,
jika mengalir menjadi jernih, jika tidak, keruh menggenang

Singa jika tak tinggalkan sarang tak akan dapat mangsa
Anak panah jika tidak tinggalkan busur tidak akan kena sasaran

Jika matahari di orbitnya tidak bergerak dan terus diam
Tentu manusia bosan padanya dan enggan memandang

Bijih emas bagaikan tanah biasa sebelum digali dari tambang
Kayu gaharu tak ubahnya seperti kayu biasa jika di dalam hutan..

Imam Syafi’i

==================================================

Ya, kutipan prolog sajak dari pujangga islam yang terkenal, Imam Syafi’i ini menjadi prolog novel Negeri 5 Menara ini. Menurut saya, novelnya sarat mengandung pesan moral. Menceritakan seorang pemuda bernama Alif Fikri yang baru lulus Tsanawiyah (sekolah agama islam setingkat SMP) di Maninjau, Sumatera Barat. Dia bercita-cita untuk melanjutkan sekolah ke SMA dan masuk ke perguruan tinggi, tidak mengikuti sekolah agama lagi. Namun, Amak, Ibunda Alif tidak sependapat dengan keinginan Alif ini. Terjadi perang batin pada diri Alif antara mengikuti keinginannya masuk SMA hingga perguruan tinggi dengan mengikuti keinginan Amaknya.

Akhirnya Alif terpaksa mengikuti keinginan Amaknya untuk melanjutkan sekolah agama lagi, namun kali ini bukan di Sumatera Barat, melainkan di sebuah pondok pesantren di Jawa Timur, Pondok Madani – PM, namanya (berasosiasi pada pondok pesantren Gontor). Pada awal mengikuti kegiatan dan sistem pengajaran di Pondok Madani, Alif merasa setengah hati. Namun seiring berjalannya waktu, rasa itu mulai pudar, dia mulai mengikuti sistem pengajaran yang sarat akan ilmu, aturan, dan pandangan mengenai kehidupan.

Pertama masuk, murid baru dikumpulkan di sebuah Aula, dan seorang Ustad bernama Ustad Salman berteriak lantang di depan “Man Jadda Wajada” – Siapa yang bersungguh-sungguh akan berhasil. Mungkin semboyan ini juga yang menjadi inti dari novel ini. Sebuah novel yang menginspirasi akan sebuah pencapaian cita-cita.

Alif menemukan 5 sahabat dari berbagai wilayah di Indonesia, sebut saja Atang dari Bandung, Said dari Surabaya, Baso dari Gowa ; Sulawesi, Raja dari Medan, dan Dulmajid dari Madura. Dari latar belakang yang berbeda ini akhirnya ke enam orang ini menjadi sahabat baik, sangat baik bahkan. Keenam sahabat ini setiap sorenya, antara istirahat sore dan adzan maghrib sering menghabiskan waktu memandang matahari tenggelam di bawah menara masjid besar yang dimiliki Pondok Madani. Untuk itulah mereka dijuluki sebagai Sahibul Menara – Pemilik Menara.

Dibawah bayang-bayang menara, mereka berenam sering berbicara mengenai impian mereka masing-masing. Sebut saja Alif yang memiliki impian untuk menjejakkan kaki di negeri Colombus, Amerika yang penuh dengan hal-hal hebat. Raja yang terobsesi dengan daratan Eropa, terutama negeri Inggris. Atang dan Baso yang berangan-angan dengan Timur Tengah dan Afrika, terutama Mesir, negeri nabi Musa a.s. Sedangkan Said dan Dulmajid yang bercita-cita memajukan bangsanya sendiri dengan berkarya di dalam negeri sendiri.

Novel ini, selain berisikan tentang pencapaian sebuah impian, juga berisikan sangat banyak pesan moral dan pandangan tentang kehidupan dari kacamata islam, namun bukan islam yang skeptis, namun islam yang berlandaskan pada Al-Quran. Pesan-pesan moral yang dikandung dalam novel ini kebanyakan dikemas dalam aktivitas sehari-hari yang dialami Alif hingga dia lulus dari Pondok Madani.

Novel ini juga bercerita tentang bagaimana sebuah hal kecil dapat membuat sesuatu yang besar, kedisiplinan. Tidak ada yang pandang bulu mengenai peraturan. Peraturan itu ada, dilaksanakan dan yang melanggar harus ditindak, tidak pandang bulu. Pada awalnya saya berfikir kok sampe segininya sih peraturan, ketat banget, namun setelah dipikir kembali, peraturan itu ada  memang untuk diikuti dan supaya segala sesuatunya teratur.

“Akhi, sekarang semakin banyak orang yang menjadi tak acuh terhadap kebobrokan yang terjadi di sekitar mereka. Metode Jasus (pengegak hukum di PM) adalah membangkitkan semangat untuk aware dengan ketidakberesan di masyarakat. Penyimpangan harus diluruskan itulah inti dari kullil haqqa walau kaana murran – katakanlah kebenaran walau itu pahit. Ini self correction untuk membuat efek jera. Dan yang paling penting adalah memastikan semua warga PM sadar bahwa jangan pernah meremehkan aturan yang sudah dibuat. Sekecil apapun aturan, itulah aturan, dan harus ditaati.”

“Awal dari kekacauan hukum adalah ketika orang meremehkan aturan dan tidak adanya penegakan hukum”

Demikian potongan dialog yang saya ambil dari novel ini mengenai kedisiplinan dan peraturan. Masih banyak pesan moral yang dikandung dalam novel ini yang bisa menjadi bahan pemikiran kita dalam hidup. Masih ada bagian yang membahas mengenai keikhlasan, kerja-keras, setia kawan, dan masih banyak lagi. Ternyata kehidupan di pondok pesantren tidak sebegitu kaku, mengerikan, dan ketinggalan zaman seperti pandangan orang kebanyakan. Ternyata sistem pengajaran di pesantren menuntut para santrinya untuk selalu aware dan displin. Lihat saja Pondok Madani ini yang tidak membolehkan bahasa Indonesia menjadi bahasa sehari-harinya. Bahasa sehari-hari yang digunakan adalah bahasa Inggris dan bahasa Arab. What a..

Akhir tulisan, saya menyarankan kamu, kamu, dan kamu untuk membaca novel ini =)

oyah, novel ini adalah novel pertama dari trilogi yang akan dibuat oleh penulisnya. Have a read..

Zakiyah Nurmala – Ayunda Kazza Maudia

Salah satu novel yang saya sukai, Sang Pemimpi.. ada sebuah tokoh namanya Zakiyah Nurmala, yaitu seorang gadis Melayu yang menjadi pujaan hati salah satu tokoh utama dalam novel ini, Arai. Pertama saya baca novelnya, yang ada di bayangan saya adalah seorang wanita melayu yang biasa2 aja, dikatakan sih memang di novelnya tersebut kecantikannya bisa membuat si Arai ini kelepek2.

Pas nonton filemnya.. beuh.. jauh dari bayangan saya waktu baca novelnya.. cantik bener Zakiyah Nurmalanya.. hehehe.. sometimes watching it’s movie better than just read it’s book.. hahahaha.. selidik punya selidik, ini dia yang namanya Zakiyah Nurmala itu.

Nama aslinya adalah Ayunda Kazza Maudia (cantik yah namanya juga.. hahahaha..) dasar si Ary obsesif impulsif.. lahir di Jakarta, 19 Desember 1994 (wew, masih muda yah..??) hakhakhak.. mulai pedofil (aaarrrrgggkkkhh..!! tidaaak..)

Tapi bener, beuh, senyumnya bikin bulu kuduk merinding Boi.. hahahaha.. saya jatuh cinta pada pandangan pertama..

Subhanallah sekali yah.. hehehehe.. i’m fallin’ in love at the first sight..!!

mirip Dian Sastro gak sih..?? hehehe..

Pantas saja Arai tergila-gila pada Zakiyah Nurmala.. hehehehehe.. sutradaranya keren bisa milih si Neng ini biar bisa maen di Sang Pemimpi..

Saya tunggu peran kamu selanjutnya di filem2 lanjutnya, asal jangan film2 sampah Indonesia aja Neng cem2 filem hantu dan filem2 cinta2 ampas yang di produseri oleh orang2 India gila sinetron Indonesia.. sayang, hehehehe..

Haduh, obsesif impulsif.. ampas..

Pengaruh Buruk Televisi pada Anak-anak

Anak-anak adalah korban yang pertama, bagi masyarakat kaya ataupun miskin. Banyak kaum ibu yang mempunyai anak, melalui pembantu, ”menitipkan” anak mereka di depan televisi. Anak-anak cenderung diam dan asyik memelototi televisi, sehingga bisa ditinggalkan sendirian.

Televisi sebagai babysitter tampaknya tidak masalah. Namun berbagai penelitian dan fakta menyebutkan, ”meletakkan” anak-anak, apalagi dalam usia dini sangat berbahaya dari segi fisik maupun psikologis. Aplagi, menonton televisi tidak cukup hanya satu-dua jam, bahkan hingga enam jam. Anak di bawah 2 tahun (dalam sebuah catatan penelitian sebuah akademi dokter anak di Amerika) yang dibiarkan orang tuanya menonton televisi akan menyerap pengaruh merugikan. Terutama pada perkembangan otak, emosional, sosial, dan kemampuan kognitif anak. Menonton TV terlalu dini bisa mengakibatkan proses wiring, proses penyambungan sel-sel safaf di otak menjadi tidak sempurna1.

Ketika lahir, seorang bayi memiliki 10 milyar sel otak. Namun sel-sel itu belum tersambung dan masih berdiri sendiri-sendiri. Agar berfungsi, sel-sel otak tersebut harus saling terkait (wiring). Maksimalisasi proses tersebut diepengaruhi oleh pengalaman simulasi seperti gerakan, nyanyian, obrolan, serta gizi yang baik. Sementara bayi atau anak-anak yang berada di depan televisi tidak akan memiliki pengalaman-pengalaman empirik yang cukup untuk membantu proses wiring. Apalagi televisi memberikan stimulan virtual dengan bersamaan dan cepat.

Gambar-gambar dalam TV – terdiri dari potongan-potongan gambar yang bergerak dan berubah cepat, zoom in dan zoom out yang intensif, dan kilas lampu yang sangat cepat, ditambah sistem kemunculan gambar yang tidak kontinu dan linear – menjadikan pola kerja otak anak-anak akan dieksploitasi sedemikian rupa. Dunia televisi, dengan loncatan waktunya, akan mengganggu daya konsentrasi anak.

Pada anak-anak yang lebih besar, pengaruh terlalu banyak menonton televisi akan berakibat pada kelambanan berbicara. Ini terjadi karena menonton TV tidak menggugah anak untuk berfikir. Apa yang disajikan TV sudah lengkap dengan gambar dan suara. Menyerahkan anak pada televisi bukanlah tindakkan yang bijaksana. Apalagi jika tindakkan itu hanyalah bentuk pengalihan agar orang dewasa terhindar dan terbebas dari beban menemani anak.

Sudah banyak penelitian menyebutkan semakin seorang anak mengkonsumsi televisi, semakin sama nilai yang dianutnya dengan tayangan-tayangan televisi tadi. Anak yang sering menonton kekerasan akan bersifat lebih agresif dan emosional. Anak yang sering menonton tayangan yang hanya memiliki esensi untuk mengikuti mode tanpa mengindahkan nilai-nilai di masyarakat akan berifat lebih egois dan tak mau tahu.

Televisi memang menawarkan serangkaian informasi dan hiburan, namun tidak semuanya bermanfaat. Karena itu, batasi menonton televisi untuk anak-anak. Bagi anak dan remaja, semestinya ada pendampingan saat menonton televisi dan jangan memfungsikan televisi sebagai babysitter.

Pustaka : ”Matikan TV-Mu! – Teror media televisi di Indonesia

matikan-tvmu